Total Tayangan Halaman

Jumat, 06 Januari 2012

Stratifikasi Sosial

Ada beberapa karakteristik stratifikasi sosial yang umumnya terjadi dalam masyarakat. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
a.Adanya perbedaan status dan peranan.
b.Adanya distribusi hak dan kewajiban.
c. Adanya simbol dalam status.
d. Adanya pola interaksi yang berbeda.
e. Adanya stratifikasi yang melibatkan kelompok.
f. Adanya stratifikasi yang bersifat universal (yang berbeda adalah corak dan perwujudannya).

Fungsi stratifikasi sosial
        Kingsley Davis dan Wilbert E. Moore menyebutkan bahwa stratifikasi sosial berfungsi untuk memberi rangsangan agar manusia mau menempati status sosial. Namun, agar stratifikasi sosial berfungsi masyarakat harus memotivasi anggota masyarakatnya, mendorong pribadi-pribadi tertentu untuk melakukan kewajiban yang ditetapkan.
Sementara itu, menurut Karl Marx dan Max Weber, fungsi stratifikasi sosial adalah untuk membentuk terjadinya perbedaan kekayaan, kekuasaan, hak istimewa, dan gengsi. Soerjono Soekanto menambahkan fungsi stratifikasi sosial adalah untuk membentuk kelas sosial yang memberikan fasilitas hidup tertentu bagi anggotanya.
Secara lebih lengkap fungsi stratifikasi sosial adalah sebagai berikut.
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, dan wewenang.
b. Sistem pertanggaan pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan.
c. Penentu lambang-lambang atau simbol status dan kedudukan.
d. Tingkat mudah atau sulitnya bertukar kedudukan.
e. Alat penguat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

Sifat stratifikasi sosial

        Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Stratifikasi sosial tertutup. Anggota dari setiap strata sulit atau tidak mungkin sama sekali mengadakan mobilitas vertikal. Kalaupun ada mobilitas terbatas pada yang sifatnya horizontal.
b. Stratifikasi sosial terbuka. Kemungkinan mobilitas sangat besar. Setiap anggota masyarakat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal.
c. Stratifikasi sosial campuran. Perpaduan antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang anggota kasta brahmana yang pindah ke lingkungan baru.











Sifat system berlapis-lapis di dalam suatu masyarakat adalah :
  1. Bersifat tertutup.
Di sini tidak mamungkinkan adanya perpindahan seseorang dari satu lapisan yang lain, baik gerak pindahnya ke atas atau ke bawah. Misalnya :
  1. Kasta pada agama hindu di india.
  2. Masyarakat feodal.
  3. Masyarakat apartheid ( politik rasial )
  4. Wanita balin tidak boleh menikah dengan kasta yang lebih rendah.
  5. Bersifat terbuka.
Di sini semua anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapanya sendiri untuk naik ke lapisan yang lebih tinggi, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh kelapisan di bawahnya. System terbuka  ini memberikan perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk memacu pembangunan masyarakat ketimbang pada system yang tertutup.
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
2. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.


3. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
·        Dampak positif dan negatif stratifikasi sosial
        DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PELAPISAN SOSIAL

1. Dampak positif Stratifikasi Sosial
     Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
     Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda yang cukup besar, baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian lokal dan regional.
Kurang tanggapnya pemerintah dalam menanggapi prospek perkembangan ekonomi yang dapat diraih dari tansportasi merupakan hal yang seharusnya dihindari. Mereka yang mempunyai kendaraan lebih bagus atau mewah dari pada yang lain maka akan berkedudukan diatas yang lainnya yang tidak mempunyai kendaraan yang lebih mewah. Mewah tidaknya kendraan dan banyaknya kendaraa pribadi yang dimiliki menempatkan pemiliknya pada status social yang lebih tinggi.

2. Dampak negatif Stratifikasi Sosial
    pada aspek negative ada tiga dampak negative stratifikasi social
    1. konflik antar kelas
    2. konflik antar kelompok social
    3. konflik antargenerasi




1 komentar: