Total Tayangan Halaman

Senin, 09 Januari 2012

Penghapusan BBM Bersubsidi Lumpuhkan Nigeria


      

   Di Nigeria, harga BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi, dalam kisaran rupiah, berbanderol Rp 3.600 per liter. Lalu, harga BBM nonsubsidi per liternya berada di angka Rp 7.890.

Tapi, di Nigeria, mayoritas penduduknya cuma punya penghasilan Rp 20.000 per hari. Catatan menunjukkan, jumlah penduduk Nigeria, kini, 160 juta jiwa.

       Alhasil, tatkala pemerintahan Presiden Goodluck Jonathan jadi memangkas subsidi BBM, rakyat Nigeria pun melakukan mogok kerja masal.

Andai berlangsung lama, pemogokan ini akan melumpuhkan roda perekonomian Nigeria.
        Menurut warta AP dan AFP pada Senin (9/1/2012), subsidi BBM adalah satu-satunya keuntungan bagi rakyat Nigeria dari penjualan minyak bumi. Maka, penghapusan subsidi adalah mimpi buruk berujung malapetaka bagi sebagian besar rakyat Nigeria. "Dengan kenaikan harga BBM ini, ongkos transportasi naik dan ini memengaruhi harga bahan pokok serta kebutuhan dasar lainnya seperti sewa rumah, biaya sekolah, dan biaya rumah sakit," kata juru bicara Kongres Buruh Nigeria Chris Uyot.
        "Semua harga naik sementara upah buruh sangat rendah di Nigeria. Jadi isunya sekarang adalah bagaimana jutaan rakyat Nigeria bisa bertahan?" tambah Uyot.


Korupsi
          Sementara itu, Presiden Goodluck Jonathan dalam pidato televisinya mempertahankan kebijakan pemerintah menghapus subsidi BBM. "Kita semua harus berbuat demi kepentingan bersama, betapa pun beratnya. Penderitaan hari ini akan terbayar dengan keuntungan di masa depan," kata Jonathan.
Perubahan kebijakan di sektor perminyakan, kata Jonathan, adalah cara terbaik untuk memberantas korupsi dan memastikan peningkatan ekonomi Nigeria.
          "Kenyataannya kita sedang menghadapi dua pilihan mendasar. Apakah kita akan mengubah kebijakan dan menyelamatkan ekonomi atau kita melanjutkan subsidi yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan akan menghadapi konsekuensinya," tambah Jonathan.
           Jonathan menambahkan pemerintah akan memotong gaji para pejabat tinggi negara hingga 25 persen. Pemerintah juga bakal membatasi perjalanan kerja para pejabat ke luar negeri.
Dengan penghematan ini, menurut Jonathan, pemerintah Nigeria mengatakan akan terkumpul cukup dana untuk meningkatkan mutu layanan di sektor kesehatan, pendidikan, dan pasokan listrik.
           Sejak awal tahun ini, rakyat Nigeria melakukan protes karena harga BBM dan ongkos transportasi melonjak hingga dua kali lipat. Selain ancaman pemogokan, kini terlihat antrean panjang di berbagai SPBU di Nigeria karena masyarakat mencoba membeli BBM untuk persediaan.
Meski menjadi salah satu eksportir utama minyak dunia, Nigeria tidak membangun sarana pengolahan minyak. Akibatnya, negeri itu terpaksa mengimpor sebagian besar bahan bakar minyaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar