Total Tayangan Halaman

Jumat, 17 Februari 2012

Selamatkan Lingkungan Kita

LINGKUNGAN merupakan sebuah unsur kehidupan yang sangat penting demi kelangsungan hidup. Lingkungan yang merupakan sebuah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alama seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Lingkungan di Indonesia sering juga disebut ‘lingkungan hidup’. Misalnya dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. 

Lingkungan merupakan juga komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganisme) dan abiotik (tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi). Jika komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan komponen abiotik yang mendukung biotik, maka lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan atau stabil. 

Tetapi apabila tidak adanya keseimbangan antara dua komponen tersebut maka pencemaran lingkungan akan terjadi. Pencemaran lingkungan dapat dikondisikan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, penanggulangan limbah industri/tambang, penanggulangan pencemaran udara dan melakukan penghijauan di daerah-daerah tandus.

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan makhluk di sekitarnya sehingga masalah pencemaran lingkungan ini menjadi salah satu hal yang paling krusial. Pencemaran lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri/rumah tangga dari berbagai bahan kimia. Secara garis besar pencemaran lingkungan yang terjadi seperti pencemaran air, tanah dan udara.

Lingkungan Bangka Belitung

Keadaan lingkungan di Bangka Belitung sekarang sangat memprihatinkan. Hal ini diperparah lagi dengan kurang pedulinya masyarakat dengan keadaan lingkungan daerahnya sendiri. Namun di lain sisi dapat kita berikan sebuah dukungan kepada usaha beberapa pihak yang sedikit demi sedikit membenahi keadaan lingkungan di daerah ini. 

Tapi, itu juga belum cukup untuk mengembalikan keadaan lingkungan Bangka Belitung kepada keadaan yang baik jika tidak ada bantuan/kesadaran masyarakat Bangka Belitung peduli akan lingkungan. Tanpa adanya bantuan/kesadaran masyarakat, mungkin keadaan lingkungan Bangka Belitung tidak akan membaik seperti harapan pihak ‘penyelamat’ tadi, tapi justru malah akan terus menurun dan suatu saat mungkin akan mencapai titik puncak kerusakan. Oleh karena itu, marilah sebagai masyarakat yang baik, kita sedikit demi sedikit membantu pelestarian keindahan lingkungan/alam Bangka Belitung ini agar dapat dinikmati dan dibanggakan oleh anak cucu kita esok.

Kondisi lingkungan Bangka Belitung yang semakin memprihatinkan ini pada dasarnya  berkaitan erat dengan mental masyarakat yang kurang paham dan sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Kegiatan manusia mengubah lingkungan dilakukan karena adanya kebutuhan hidup. 

Kebutuhan ini akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Upaya pemenuhan kebutuhan manusia dipengaruhi oleh perkembangan budaya. Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil perkembangan budaya digunakan untuk mengembangkan budaya yang digunakan untuk mengembangkan berbagai industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia tanpa mementingkan keadaan lingkungannya. Karena ini merupakan cerminan kepribadian dan cara berpikir masyarakat, maka untuk mengatasinya adalah dengan pendekatan kultural, salah satunya melalui perbaikan sistem pendidikan, dan itu berarti komunitas sekolah menjadi sasaran strategis, serta anak dapat menjadi agent of change. Peran pemerintah di dalam menjaga lingkungan juga yang kurang optimal terlaksana.

Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan yang terjadi seperti masyarakat yang suka buang sampah sembarangan (tidak terbatas kaya atau miskin) walaupun sudah disediakan oleh pihak pemerintah tempat sampah (organik dan anorganik) walaupun keadaannya yang memprihatinkan dan juga sosialisasi pada masyarakat yang kurang dan juga tidak adanya upaya pihak pemerintah untuk melakukan pengelolaan/penanggulangan sampah yang ada. Harusnya generasi berikut dididik sejak dini untuk selalu membuang sampah pada tepatnya.
Di sisi lain, polusi udara yang disebabkan asap kendaraan atau pabrik juga sedang akan menganca. Masyarakat lebih memilih untuk memiliki kendaraan sendiri (mobil atau motor) daripada menggunakan tranfortasi umum. Ini karena kurangnya keseriusan pemerintah dalam mengembangkan transfortasi yang layak. Sehingga wajar saja kalau tingkat polusi negara kita ini terburuk di Asia Tenggara. 

Tambah lagi tidak ada pembatasan usia kendaraan, sehingga meski tidak layak jalan, masih bisa masuk jalan raya. Perlunya melakukan pembangunan moda transfortasi massal yang nyaman atau desentralisasi industri agar pembangunan dapat merata dan ramah lingkungan.
Kerusakan hutan dan alam lainnya, rakyat yang lebih tertarik melakukan penambangan timah baik di daratan maupun di perairan, yang mana lebih bisa menjanjikan kepada pendapatan rakyat dari pada melakukan kegiatan pertanian. 

Kegiatan pertambangan yang merubah struktur tanah yang menghilangkan kesuburan tanah, keadaan air yang tercemar dan kepunahan sekelompok habitat makhluk hidup yang tinggal dan mempertaruhkan hidupnya pada hutan. Setelah kegiatan penambangan dan lahan sisa pertambangan tersebut ditinggalkan begitu saja tanpa adanya kegiatan reklamasi kembali keadaan lahan eks tambang tersebut. Juga masyarakat mengambil hasil hutan tanpa mengelolanya terlebih dahulu dan mereka menjual ke perusahaan hutan dan kayu. 

Di dalam mengatasi ini perlunya izin pengelolaan hutan dan penambangan atau juga jangan berikan izin pada pihak manapun dalam waktu tertentu dan juga perlunya ketegasan pihak aparat pemerintahan dalam melakukan pengawasan ini. 

Tanda-tanda kerusakan lingkungan sudah terlihat jelas, kita saksikan bahwa daerah ini. Apabila musim hujan air melimpah ruah sampai-sampai terjadi banjir, tapi pada musim kemarau daerah ini segera kekurangan sumber air bersih. Ini merupakan indikasi kuat, bahwa hutan-hutan sebagai resapan air sudah semakin sedikit. Sungai tercemar akibat peralihan fungsi sungai menjadi tempat sampah. Udara yang tercemar yang dipenuhi bahan-bahan pencemar yang dapat mengganggu pernafasan.

Sebenarnya banyak sekali solusi untuk suatu masalah khususnya masalah lingkungan, namun hal tersebut belum disosialisasi secara massal. Kondisi ini pun diperparah dengan kurang pedulinya para elite kita dalam membuat kebijakan khusus terhadap persoalan penyelamatan lingkungan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar